I. Peribahasa berupa kalimat yang mengandung makna kias, peribahasa terdiri dari : pepatah, bidal, ibarat, pemeo, perumpamaan.
- Pepatah, contoh : Ibung mak jawoh anjak ghuppun, artinya ; rebung tidak jauh dari rumpun. Maksudnya ; perilaku anak tidak jauh dari perilaku orang tuanya.
- Bidal, contoh : Mak pelok kik lemoh, mak putus kik kendogh, artinya ; tidak patah jika lemah, tidak putus jika kendur. Maksudnya ; Sesuatu yang tidak diinginkan tidak akan terjadi jika pandai mengendalikan diri.
- Perumpamaan, contoh : Gegoh asu jama kucing, artinya ; seperti anjing dan kucing. Maksudnya ; tidak bisa akur
- Ibarat, contoh : Gegoh ilmu paghi, tambah ngisi tambah cungguk. Artinya ; seperti ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk. Maksudnya ; orang yang semakin banyak ilmunya akan semakin merendahkan diri / tidak sombong.
- Pemeo, contoh : Cadang pai mangi helau. Artinya ; rusak dulu baru baik. Maksudnya ; tiada keberhasilan tanpa pengorbanan.
________________________________________________________________________________
KATA MAJEMUK DAN KATA KIAS (UNGKAPAN)
1. Kata majemuk ialah penggabungan dua kata yang membentuk arti baru dan menunjukkan arti sebenarnya. Kata majemuk berupa: kata sifat dengan kata sifat (KB+ KB) kata benda dengan kata sifat (KB + KS) kata sifat dengan kata kerja (KS + KK) kata kerja dengan kata kerja (KK + KK).
Contoh :
- Muli meghanai = bujang gadis (kata benda + kata benda)
- Mahhan balak = rumah besar, ulun tuha = orang tua ( kata benda + kata sifat)
- Bangik mengan = enak makan (kata sifat + kata kerja)
- Ulang uloh = pulang pergi ( kata kerja + kata kerja)
2. Kata kias ialah penggabungan dua buah kata yang membentuk arti baru tapi tidak menunjukkan makna sebenarnya atau kiasan. Sering disebut dengan makna ungkapan.
Contoh :
- Keghas ulu (keras kepala) = tidak bisa diatur.
- Tijang pungu (panjang tangan) = suka mencuri
- Kedol pudak ( tebal muka) = tidak tahu malu
- Balak hulu (besar kepala) = sombong
- Keghas hati (keras hati) = tidak bisa diatur
______________________________________________________________________________
KATA GANTI ORANG / PANGGILAN
Dalam masyarakat Lampung digunakan bahasa perwatin dan marwatin.
- Bahasa perwatin ialah bahasa yang digunakan pada orang yang lebih tua / dihormati / pada acara-acara adat.
- Bahasa marwatin ialah bahasa yang digunakan pada orang yang seusia atau yang lebih muda. Perbedaan bahasa itu biasanya terletak pada kata ganti orangnya.
Pada bahasa perwatin dalam acara adat, kata-kata ganti tersebut diikuti oleh kata Pun.
Kata ganti orang tersebut ialah.
Bahasa Marwatin Arti
Nyak Saya
Niku Kamu
Sikam Kami
Gham Kita
Tiyan Mereka
Kuti Kalian
Ia Dia
Bahasa Perwatin Arti
Sikindua saya
Puskan / pusekam anda
Sikam ghumpok kami sekalian
Gham ghumpok kita sekalian
Tiyan ghumpok mereka sekalian
Kuti ghumpok anda sekalian
Beliau beliau
- Nyak/sikindua ialah kata ganti orang pertama tunggal
- Niku / pusekam ialah kata ganti orang kedua tunggal
- Sikam / sikam ghumpok ialah kata ganti orang pertama jamak
- Gham / gham ghumpok ialah kata ganti orang pertama dan kedua jamak
- Tiyan / tiyan ghumpok ialah kata ganti orang ketiga jamak
- Kuti / kuti ghumpok ialah kata ganti orang kedua jamak
- Ia / beliau ialah kata ganti orang ketiga tunggal
_______________________________________________________________________________
ALAT – ALAT PERTANIAN
- Gettas = ani-ani
- Kindagh = keranjang besar
- Jawan = keranjang kecil
- Tappah = tampah
- Cughik / besi = golok
- Tanjak / tugal = tajukan
- Bayuk = keranjang besar
- Saghau = keranjang panggul
- Tangguk / ighik = tangkok
- Kughit = koret
- Batu asahan = ungkal
- Apai / sulan = tikar
- Luku = luku
- Aghit = arit
- Gubit = gubit
- Mulan = benih
- Kaghau = garu
- Pacul = cangkul
ALAT-ALAT RUMAH TANGGA
- BACCEI / BELANGA Makai majak = untuk merebus
- KUWALI Makai ngegughing = untuk menggoreng
- GHAYOH Makai ngekkuk = untuk menanak nasi
- LEMAGHI Makai biya / peghabut = untuk perabotan
- GHANJANG Makai pedom / tughui = tempat tidur
- MIJA KUGHSI Makai pok mejong = tempat duduk
- PENGEGAI / GAGHU Makai begegai = untuk merapihkan rambut
- BESI LADING / SEKIN Makai nyisik / nyikah = untuk memotong
- CIGHIK / TIKU Makai pok wai inum = untuk tempat air minum
- GELAS Makai minum = untuk alat minum
- PANJANG = piring Makai mengan = untuk alat makan
- SESUT / SUDU = sendok Makai ngakuk makanan di panjang = alat makan
________________________________________________________________________________
TETEDUHAN
Teteduhan artinya teke-teki.
Contoh :
1. Kik ia mengan ia ngeluwahko tunkkok = jika dia makan dia mengeluarkan tongkat.
Jawab : aliwawak / kupu-kupu
2. Culik api sai mak setemonni = towel apa yang tidak sebenarnya
Jawab : culik ambau ( tidak sungguh-sungguh) .
3. Lessung api sai buyuk ambauni = lesung apa yang busuk baunya
Jawab : lesung tahi (kumbang tahi)
4. Paling api sai mak pasti = paling apa yang tidak pasti
Jawab : paling-paling
5. Api geghal gedung pok Unila = apa nama gedung di Unila
Jawab : Gedung Meneng
6. Kebok ghangok bulu tungga bulu tambah munni tambah bangik= tutup pintu bulu bertemu bulu tambah
lama tambah enak.
Jawab : Pedom / tidur
7. Bangong tebukak kenahan isi mak ngedok tulan, kughuk lubang ghasani bangik nihan = waktu terbuka
keliatan isi tidak ada tulang, masuk lubang rasanya enak sekali.
Jawab : mengan putti = makan pisang.
8. Mummis mak di juk gula, ngedok bawak ghua lapis, ia keghas layin baja, dipakai lamon guna = manis
tidak diberi gula, ada kulit dua lapis, dia keras bukan baja, dipakai banyak guna.
Jawab : wai kelapa / air kelapa.
9. bakakni di lambung/unggak, bulungni di bah = akarnya di atas, daunnya di bawah
Jawab : Kelambu gattung / kelambu gantung
10. mata api sai wat sai biji = mata apa yang ada satu biji
Jawab : mataghani / matahari
11. Mengan ’jak mata mising ghang mata = makan dari mata buang air besar dari mata
Jawab : Pen wai / Pen cair
12. mengan sekali betong betahun-tahun = makan sekali kenyang bertahun-tahun
Jawab : Battal / bantal
13. mengan ’jak banguk, mising anjak sapping = makan dari mulut, buang air besar dari samping
Jawab : Gilingan paghi / gilingan padi
_________________________________________________________________________________
SASTRA LISAN LAMPUNG JENIS PUISI
Sastra lisan Lampung jenis puisi dibagi 5, yaitu.
- Paradinei / paghadinei
- Pepaccur / pepaccogh/wawancan
- Pattun / segata / adi-adi
- Babandung
- Ringget / pisaan / highing-highing / wayak / ngehahaddo / hahiwang.
1. Paradinei / paghadini adalah sastra lisan lampung yang fungsinya untuk menyambut tamu dalam acara
pernikahan secara adat.
2. Pepaccur / pepaccogh /. Wawancan ialah sastra lisan lampung yang fungsinya sebagai pemberian gelar
adat pada pengantin yang disertai nasihat-nasihat pada pengantin. Ngamai adok adalah istilah pemberian
gelar pada pengantin pria Ngini adok adalah istilah pemberian gelar pada pengantin wanita. - dalam setiap
baris berjumlah 4 baris
3. Pattun / segata / adi-adi adalah sastra lisan Lampung yang berupa nyanyian. Setiap bait dalam segata
terdiri dri 4 baris. Dan bersajak ab-ab.
Sagata ada 5 macam :
1. Sagata sanak ngebabang (pantun mengasuh anak).
contoh.
Ayun-ayun mbuk
Ayun mbuk batang putti
Dang miwang niku adik
Guwai nyak sedih hati.
2. Sagata bekahago/buhaga (pantun percintaan);
contoh.
Kik niku kawai handak
Nyak kawai handak munih
Kik niku haga di nyak
Nyak haga niku munih
(kalau kamu berbaju putih, saya berbaju putih juga, kalau kamu mau dengan saya, saya mau dengan kamu juga).
3. Sagata butangguh/ betangguh (pantun salam akhir kegiatan/ pesan);
contoh.
Tigoh ja pai tangguh sa,
Di kuti anak bai,
Dang lupa lamon bedua,
Tagan messa sai tibabai.
4. Sagata lelagaan (pantun berolok-olok);
contoh.
Putti tungkah di sabah,
Di uyak-uyak babui,
Nyak ngeliyak menghanai gayah,
Acak mak tughui-tughui.
(pisang tanduk di sawah, diacak-acak babi, saya melihat bujang nganggur, lebih baik tidur-tiduran).
5. Sagata nyindigh (menyindir yang kurang baik);
contoh.
Batang putti,
Tetebak di ghanglaya,
Si lapah bangik hati,
Si teppik baluk mata.
(pohon pisang, melintang di jalan, yang pergi senang hati, yang ditinggal bengkak mata).
4. Bebandung ialah sastra lisan lampung yang berisi nasihat / petuah atau ajaran yang berkenaan dengan
agama Islam. - dalam setiap bait berjumlah 4 baris
5. Ringget dikenal di lingkungan masyarakat lampung Abung, menggala, melinting - dalam setiap bait
berjumlah 6 baris. Ringget digunakan pada saat pelepasan atau keberangkatan seorang gadis secara
lamaran (ippun), keberangkatan tersebut disebut Ittar Terang menuju tempat calon suami.
6. Pisaaan dikenal di lingkungan masyarakat lampung pubiyan, sungkai, wai kanan. - dalam setiap bait
berjumlah 4 baris
7. Highing-highing dikenal di lingkungan masyarakat Lampung Pemanggilan jelema daya (komering).
8. Wayak / ngehahaddo / hahiwang dikenal di lingkungan masyarakat Lampung Pesisir.
9. Fungsi ringget / pisaan / highing-highing / wayak / ngehahaddo / hahiwang ;
a. Untuk pengantar acara adat.
b. pelengkap acara pelepasan pngantin wanita ke tempat pengantin pria
c. Pelengkap acara cangget / tarian adat
d. Senandung pada saat menina bobokan anak
10. Pisaan ialah sastra lampung yang berupa tulisan fungsinya sebagai pelengkap acara muda-mudi / jago
damar / kedayok dan Pengisian waktu bersantai.
11. Hahiwang ialah sastra lisan lampung yang berisi kesedihan.
12. Talibun adalah sastra lisan yang berasal dari melayu, termasuk ragam puisi Lampung. Talibun kadang-
kadang berupa berbalas pantun. Setiap bait dalam talibun berjumlah 6 baris yang bersajak abc-abc
13. Ngedio. Pada acara begawi, biasanya mengadakan acara bujang gadis (Muli meghanai) yang disebut
Ngedio. Dalam acara ini bujang gadis bersenda gurau dan berbalas surat. Ngedio ada dua yaitu Ngedio
pebukaan (ngedio di awal begawi/hajat), Ngedio pegubaran (ngedio di akhir acara hajat)
__________________________________________________________________________________
Kalimat menyatakan rasa senang ;
Contoh ; Senang hatiku mansa juagha sai
Kalimat menyatakan rasa tidak senang
Contoh ; nyak sedih ngeliyak nilaiku sai lunik
Kalimat ingkar / menyangkal
Contoh ; Andi mak ngakuk bukumu.
Kalimat seru
Contoh ; Aduh, cukutku kena ghuwi!
________________________________________________________________________________
Pengganti Huruf-huruf yang Tidak Ada Di Induk Huruf Aksara Lampung
Huruf-huruf yang tidak ada dalam aksara (Induk huruf) Lampung ialah F, Q, V, X, Z, Kh, Sh, Sy.
F, V DIGANTI DENGAN PA
Q DIGANTI DENGAN KA
X, Sh, Sy DIGANTI DENGAN SA
Kh DIGANTI DENGAN HA
Z DIGANTI DENGAN JA
Induk huruf aksara Lampung berjumlah 20, dapat anda lihat di blog ini, Pelajaran bahasa Lampung Kelas 1 (bagian II)
________________________________________________________________________________
PANGGILAN KEKERABATAN
1. Adik = adik
2. waghei / puaghi = kakak / saudara (lpanggilan saudara aki-laki kepada saudara laki-lakinya)
3. kemaman = paman (saudara laki-laki dari bapak)
4. keminan = bibi (saudara perempuan dari bapak)
5. Kenubi = bibi (saudara perempuan dari ibu)
6. Kelama = paman (saudara laki-laki dari bapak)
7. indui / mak = ibu
8. bapak = bapak
9. bai / anak bai = saudara perempuan (panggilang saudara laki-laki kepada saudara perempuannya)
10. miyahei/ mahani/muhani = saudara laki-laki (panggilan saudara perempuan kepada saudara laki-lakinya) 11. keleppah = saudara perempuan (panggilan saudara perempuan kepada saudara perempuannya)
12. Sidei/ atuk/ sidi = kakek
13. magheu/ maghu = adik ipar / kakak ipar dari istri / suami
___________________________________________________________________________
KATA BERIMBUHAN
Konfiks atau kata jadian atau kata berimbuhan dibagi tiga yaitu.
1. Awalan
2. Sisipan
3. Akhiran
Awalan terletak di awal kata dasaar. Awalan dalam bahasa Lampung sebagai berikut.
1. Awalan yang berarti "me-" dalam bahasa Indonesia.
Awalan nge-
Awalan nge- ada yang tidak mengalami perubahan dan ada yang mengalami perubahan (nasalisasi).
Awalan nge- yang mengalami perubahan bila huruf pertama kata dasar adalah huruf "K" dan
huruf vokal (a, i, u, e, o). Selain huruf-huruf tersebut di atas awalan nge- tidak mengalami perubahan.
Awalan nye-/ny- mengalami perubahan bila huruf pertama kata dasar diawali huruf "S" dan "C".
Awalan m- mengalami perubahan bila huruf pertama kata dasar diawali huruf "P".
Awalan n- mengalami perubahan bila huruf pertama kata dasar diawali huruf "T"
2. Awalan yang berarti "ber-" dalam bahasa Indonesia, yaitu "be-". Awalan ini tidak mengalami perubahan
bila diletakkan di awal kata dasar.
3. Awalan yang berarti "di-" dalam bahasa Indonesia ialah awalan "di-". Awalan ini tidak mengalami
perubahan bila diletakkan di awal kata dasar.
4. Awalan "te-", yang berarti "ter-" dalam bahasa Indonesia, juga tidak mengalami perubahan bila
diletakkan di awal kata dasar.
5. Awalan "se-", sama dengan awalan bahasa Indonesia, yaitu "se-", awalan ini juga tidak mengalami
perubahan bila diletakkan di awal kata dasar.
6. Awalan "ke-", "pe-", juga sama dengan bahasa Indonesia, dan tidak mengalami perubahan
Sisipan terletak setelah huruf pertama kata dasar. Sisipan adalah –el-, -em-, -er-, -en-.
Sisipan diletakkan setelah huruf pertama kata dasar.
Contoh. Suwah, bila diberi sisipan "-en-", maka menjadi "senuwah".
Akhiran terletak di akhir kata dasar.
Akhiran –ko, kon, berarti "-kan" dalam bahasa Indonesia
Akhiran ni-/no-/ne-, berarti "-nya" dalam bahasa Indonesia
Akhiran -i, -an, sama dengan bahasa Indonesia yaitu "-i" dan "-an".
KATA BERIMBUHAN IMBUHAN KATA DASAR ARTI
( Awalan, Sisipan, Akhiran)
NGELIYAK Nge- LIYAK MELIHAT
NGUDOK Nge(N)- UDOK MEMUNGUT
NGANIK Nge(N)- KANIK MEMAKAN
DIKANIK Di- KANIK DIMAKAN
TEKANIK Te- KANIK TERMAKAN BETULISKO Be-Ko TULIS BERTULISKAN
MEDOMKON M(N)-Kon PEDOM MENIDURKAN
NANOMI N(N)-i TANOM MENANAMI
NYABUK Nye(N)- CABUK MENCABUT
NYUTTIK Nye(N)- SUTTIK MENYUNTIK
KANIKAN -an KANIK MAKANAN
SEMAHHAN Se- MAHHAN SERUMAH
KELIYAKAN Ke-an LIYAK KELIHATAN
GEMETOGH -em- GETOGH GEMETAR
SENUWAH -en- SUWAH Bebakaran
SEHELAUNI Se-ni HELAU SEINDAHNYA
_______________________________________________________________________________
KATA ULANG KATA ULANG MURNI
Kata ulang murni adalah kata dasar yang diulang seutuhnya dan dirangkai menggunakan tanda hubung. Contoh = mubil = mubil-mubil, sepida= sepida-sepida, alau = alau-alau.
KATA ULANG BERIMBUHAN
Kata ulang berimbuhan adalah kata dasar yang diulang dengan disertai imbuhan. Contoh = mubil= mubil-mubilan, sepida= sepida-sepidaan, alau = sealau-alauan
KATA DASAR KATA ULANG MURNI KATA ULANG ARTI
MURNI BERIMBUHAN
MUBIL MUBIL-MUBIL MUBIL-MUBILAN MOBIL
SEPIDA SEPIDA-SEPIDA SEPIDA-SEPIDAAN SEPEDA
ALAU ALAU-ALAU SEALAU-ALAUAN KEJAR
________________________________________________________________________________
Pembagian Dialek Bahasa Lampung
Pembagian Dialek Bahasa Lampung Menurut Dr. J. Van. Royen Dr. J. Van Royen berasal dari Belanda. Dia membagi dialek Lampung dalam dua bagian, yaitu.
a. Dialek api (A) terdiri dari.
1. Logat melinting maringgai (Labuhan maringgai, Jabung)
2. Logat melinting rajabasa (kalianda, bakauheni)
3. Logat peminggir teluk (Bandarlampung, teluk betung)
4. Logat peminggir pemanggilan (Kota Agung, Talang Padang)
5. Logat peminggir pemanggilan jelema daya (Kayu Agung, Umpu)
6. Logat pubiyan (Natar, Kalirejo)
b. Dialek Nyou (O) terdiri dari.
1. Logat Abung (Kotabumi, Gunung Sugih, Sukadana)
2. Logat Tulang Bawang (Menggala, tulang bawang),
tapi pembagian tersebut belum lengkap. Menurut Drs. Effendi Sanusi (1998:4) dialek Lampung dibagi dua, yaitu.
1. Dialek O;
a. Abung, meliputi;
Lampung Tengah : Sekampung, Seputih Mataram, Seputih Surabaya, Seputih
Banyak, Seputih Raman, Batanghari, Punggur, Terbanggi Besar, Gunungsugih, Sebagian Padang
Ratu
Lampung Timur : Sukadana, Wai Jepara, Sebagian Labuhan Maringgai, Jabung.
Lampung Utara : Abung Selatan, Abung Timur, Abung Barat, Kotabumi.
Lampung Selatan : Desa Negara Ratu, Desa Muara Putih.
Bandar Lampung : Kel. Labuhan Ratu, Gedung Meneng, Rajabasa, Jagabaya I, Langkapura,
sebagian Segalamider.
b. Menggala : Menggala, Tulang Bawang udik, Tulang Bawang Tengah, Gunung Terang, Gedung Aji.
2. Dialek A;
a. Wai Kanan : Blambangan Umpu, Baradatu, Bahuga, Pakuon Ratu.
b. Pesisir, meliputi; - Lampung Barat : Pesisir Utara, Pesisir Selatan, Pesisir Tengah, Balik Bukit, Belalau.
- Lampung Selatan : Kalianda, Palas, Penengahan, Sidomulyo, Ketibung, Padang
Cermin, Kedondong. - Tanggamus : Kotaagung, Wonosobo, Pagelaran,
Talangpadang, Pardasuka, Cukuhbalak.
- Bandar Lampung : Teluk Betung Utara, Teluk Betung Selatan, Teluk Betung Barat,
Sebagian Kec. Panjang.
- Danau Ranau : Sekitar Danau Ranau
- Banten : Cikoneng
c. Melinting : Kab. Lam-teng bagian Timur, sebagian Labuhan Maringgai dan sebagian Jabung.
d. Pubian, meliputi; - Lampung Selatan : Kec. Natar, sebagian Kec. Ketibung.
- Pesawaran : Tegineneng, Gedung Tataan.
- Pringsewu : Kec. Pringsewu.
- Tanggamus : Pugung, Pagelaran.
- Lampung Tengah : Kec. Padang Ratu.
- Bandar Lampung : Sebagian Kedaton, Kedamaian, Sukabumi, Gedung Air,
Segala Mider.
e. Sungkai : Sungkai Selatan (Ketapang), Sungkai Utara (Negara ratu).
f. Pemanggilan Jelema Daya : Komering Ilir, Kayu Agung, Martapura, Muaradua.
_________________________________________________________________________________
ANGKA
DIALEK A DIALEK O ARTI
SAI SAI SATU
GHUA WOU DUA
TELU TIGO/TEGO TIGA
EPAK EPAK EMPAT
LIMA LIMO LIMA
ENOM ENOM ENAM
PITU PITEU TUJUH
WALU WALEU DELAPAN
SIWA SIWO SEMBILAN
PULUH PULUH SEPULUH
_________________________________________________________________________________
WARNA
1. SULUH = MERAH
2. HALOM / AGHENG/ AGHONG = HITAM
3. HANDAK / ANDAK = PUTIH 4. HUJAU = HIJAU
_________________________________________________________________________________
KATA KERJA
1. LAPAH = JALAN/PERGI
2. MENGAN = MAKAN
3. PEDOM = TIDUR
4. MEJONG = DUDUK
5. LALANG = TERTAWA (untuk sementara sampai di sini dulu kata kerjanya ya...!) _____________________________________________________________________________